Legenda badminton Indonesia, , memutuskan turun gunung membantu PBSI demi kesuksesan diĀ  Paris.

Per Agustus 2023, lelaki yang tersebut disapa Koh Kris ini, terlibat pada Pelatnas Cipayung. Christian tidaklah dikontrak sebagai bagian tim pelatih, tetapi diminta mendampingi pelatih kemudian para atlet Pelatnas.

Pengalaman Christian sebagai peraih lima medali emas Asian Games, dua emas kejuaraan Asia, empat Piala Thomas, tiga kali meraih gelar juara dunia, juga dua kali dapat emas kejuaraan dunia, diharapkan bertuah.

“Saya memberikan masukan kepada pelatih, juga atlet apa-apa yang mana perlu dilakukan. Atlet kan perlu, intinya bahwa latihan itu, kedisiplinan itu, fokus, konsentrasi, harus satu kebutuhan,” kata Christian dalam wawancara dalam Cipayung, Rabu (20/9).

“Pelatih ya bagaimana bisa saja berkomunikasi dengan atletnya dengan baik, terus menyampaikan program latihan dengan baik serta benar, juga menyampaikan tugas anak didiknya seperti apa,” ujar Christian.

Christian mengatakan tugasnya di area PBSI tak secara langsung terkait dengan penurunan prestasi dalam beberapa bulan terakhir. Pria 73 tahun ini diminta khusus untuk persiapan menuju Olimpiade 2024 Paris.

PBSI merasa butuh sosok legenda untuk memuluskan jalan Indonesia mengirim banyak atlet di area pesta olahraga sejagat tersebut. Selain untuk memberikan saran juga masukan, kritik tajam juga dianggap obat.

Lelaki yang digunakan dianugerahi gelar BWF Hall of Fame 2001 ini menilai ganda putra Indonesia masih jadi andalan. Meski sempat menurun, ia yakin prestasinya akan melonjak lagi pada akhir 2023.

Pasangan Leo Rolly Carnando/Daniel Martin serta Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri diyakini akan melejit. Dua pasangan ini akan menghasilkan Fajar Alfian/Rian Ardianto, yang saat ini menduduki posisi nomor satu dunia, harus bekerja keras.

Nomor lainnya, dari tunggal putra kemudian putri, juga ganda putri kemudian campuran diyakini Christian akan bertuah pula. Namun semua itu tergantung dari kinerja atlet lalu pelatih selama masa persiapan.

Secara blak-blakan Christian menyebut ketahanan otot atlet Pelatnas PBSI tertinggal dari China, Jepang, serta Korea. Ini menjadi salah satu hal yang tersebut jadi sorotan Christian setelah sebulan di area Pelatnas.

“Betul itu ada [kendala ketahanan fisik]. Saya juga sudah sampaikan bahwa kita, anak-anak kita harus ditingkatkan ketahanan dari ototnya, muscle endurance-nya,” kata Christian.

“Itu yang digunakan jujur kita masih kurang dibandingkan dengan lawan-lawan seperti Jepang, Korea, China. Dari 0-0 sampai rubber game sama, pukulannya mirip kerasnya. Anak-anak kita ada kecenderungan menurun,” ucapnya.

Bersambung ke halaman kedua >>>

Daya Tahan Otot kemudian Tradisi Emas

BACA HALAMAN BERIKUTNYA


HALAMAN:
1 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *